Makalah Tentang Global Warming
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi
besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang benderang.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan penuh kekurangan.Maka dari itu, kritik maupun saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan
makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi
dan penunjang bagi kita semua.
Makassar, April 2016
Penyusun
Bab I : Pendahuluan
Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan
cuaca yang semakin tidak menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari
pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam
hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan global
atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain
itu sekarang juga telah terjadi El Nino dan La Nina adalah merupakan
dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk
penyimpangan pola cuaca.
Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas
tentang pemanasan global dan penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La
Nina, hal-hal yang menyebabkannya, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi
dalam mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet
sebagai pendukung dan menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah ini.
·
Pengertian pemnasan global
·
Apa penyebab terjadinya pemanasan
global?
·
Apa saja dampak dari pemanasan
global?
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan
informasi lebih dalam mengenai pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca
yang terjadi saat ini.
Bab II : Pembahasan
Dalam makalah ini fenomena yang akan saya bahas
adalah mengenai Global Warming (pemanasan global). Pemanasan
global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global (global
warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur
global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse
effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O)
dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Intergovermental Panel on Climate
Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan temperatur
rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui
efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30
badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dan
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan IPCC tersebut.
Ada beberapa yang masih diragukan oleh
para ilmuwan yakni mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di
masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi
tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini
masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai hal-hal
yang harus dilakukan untuk mengurangi aatau membalikkan pemanasan lebih lanjut
atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian
besar pemerintah negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas
manusia, terutama yang berhubungan dengan pengunaan bahan baker fosil (minyak
bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan,
pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan tersebut
secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami
atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara global.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat
pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita
mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau
panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan
habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991
juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional
menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990.
Pada tahun 2006, akibat pemanasan
global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan yang seharusnya sudah
turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan belum juga turun.
Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun
intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya.
Pemanasan Global juga mengakibatkan
siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi larva dan nyamuk
dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik.
Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan
jenis penyakit baru.
Adapun fakta adanya global
warming ini yaitu:
1) Mencairnya es di kutub utara dan selatan
1) Mencairnya es di kutub utara dan selatan
Banyak media yang telah menyebutkan bahwa es yang berada di
kutub mulai mencair. Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari
model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa
prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di
kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Menurut salah satu media yang
ada di internet menyebutkan bahwa baru- baru ini sebuah fenomena alam kembali
menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah
bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya)
di Antartika runtuh. Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang
sangat besar itu mengambang permanen di sekitar Amerika Selatan, barat daya
Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak
1.500 tahun lalu. Ini lah akibat dari pemanasan global.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan
wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini
jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang
meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur
rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90
derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua
yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian
serius peneliti.
2) Meningkatnya
level permukaan laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak
pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh
Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter.
Sehingga jika ini terjadi maka akan menenggelamkan daratan yang ada di dunia
ini.
3) Adanya Perubahan Iklim
Pemanasan
global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola
curah hujan berubah-ubah tanpa dapat di prediksi sehingga menyebabkan banjir di
satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru
akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
Selain fakta-fakta di atas global warming juga dapak
mengakibatkan penyakit baru seperti adanya HIV AIDS, SARS, flu burung, flu
singapura, flu kuda, dan flu baru H1N1 yang sebelumnya dikenal sebagai flu
babi. Pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim dan cuaca juga
menimbulkan dampak meluasnya penyebaran penyakit.
Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya
dingin atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme
patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang
disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat
menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi
baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh
manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang
yang kualitasnya memburuk.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan
memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur
global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang
terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di
bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan
cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap
lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan
lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan
CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik
positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang
bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada
zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan
penyerap karbon yang rendah
Dari fakta-fakta yang tersebut diatas diperolehlah
konsep-konsep yang menyangkut semua sisi ranah sains. Pada ranah fisika terjadi
konsep pemantulan.dijelaskan sebagai berikut :
Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat
kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan
melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan
maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila
dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari.
Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang
mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Pada ranah biologi terjadinya peluasan peyebaran
penyakit, dijelaskan sebagai berikut : Pemanasan global yang berpengaruh pada
perubahan iklim dan cuaca juga menimbulkan dampak meluasnya penyebaran
penyakit. Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya dingin
atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme
patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang
disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat
menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi
baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh
manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang
yang kualitasnya memburuk.
Pada ranah kimia , senyawa organic dan gas-gas berbahaya
turut andil dalam proses terjadinya pemanasan global. Sebagaimana penjelasan
berikut :
Pemanasan global terjadi sesungguhnya sebagian besar akibat
ulah manusia, sebagai contoh adalah karena adanya efek rumah kaca. yaitu energy
yang berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bumi terjebak di dalam
atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,
karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.Selain
gas CO2 , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur
dioksida (SO2 ), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida
(NO2 ) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4 )
dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam
meningkatkan efek rumah kaca
Pada fenomena global warming ini prinsip yang digunakan
adalah HUKUM SNELLIUS.
Christiaan Huygens menjelaskan hukum
Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya
sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya
pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya
monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga
bersifat reversible.
Dan teori yang digunakan adalah teori kinetic gas.
Berdasarkan hasil eksperiman, diketahui bahwa semua gas
dengan komposisi kimia apapun pada suhu tinggi dan tekanan rendah
cenderunga memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara
sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume, dan suhu. Hal ini mengajukan
adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada
kondisi yang sama. Dari sifat mikroskopis suatu gas, yaitu kelajuan, energi
kinetik, momentum, dan massa setiap partikel penyusunan gas, kita dapat
mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi tetap konsisten
(sesuai) dengan definisi makroskopis.
Berdasarkan teori kinetik, molekul-molekul gas ideal
bergerak secara acak mematuhi hukum gerak Newton dan bertumbukan dengan molekul
lain maupun dengan diding bejana tempat gas berada adalah elastis sempurna.
Dengan demikian, kita dapat menganalisis sifat makroskopis gas (tekanan, volum,
dan suhu ) berdasarkan sifat mikroskopis gas( massa, kelanjutan , momentum, dan
energi kinetic).
1.
Efek rumah kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia
berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan
menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas
ini sebagai radiasi infra
merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun
sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara
lain uap
air,karbondioksida,
dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus
meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah
kaca.
Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak
panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya,
efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di
bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur
rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59
°F) dengan efek rumah kaca[3](tanpanya
suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan
tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer,
pemanasan global menjadi akibatnya.
2.
Efek umpan balik
Efek-efek
dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan
balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air.
Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2,
pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke
atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan
gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di
udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
3.
Radiasi Matahari
Terdapat
hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan
diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan
saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah
kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya
efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian
bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[8] yang
tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan
saat ini. (Penipisan lapisan
ozon juga
dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi
mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan
aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa
pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[9][10]
Ada
beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin
telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University
mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%
peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar
25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model
iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek
gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga
mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga
telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan
dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun,
sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini
disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
1.
Dampak Terhadap Alam
a)
Iklim Mulai Tidak Stabil
Sewaktu
pemanasan global, daerah sektor mutlak dari belahan bumi utara dapat memanas
lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es dapat mencair Masa
tnam dapatlebih panjang di sekian banyak ruangan. Suhu kepada periode dingin
& tengah malam hridapat cendrung meningkat. Daerah hangat bakal jadi lembab
sebab lebih banayak air ygmenguap dari lautan. Kelembapan yg tinggi bakal
meningkatkan cuaca hujan. Badai dapatjadi amat sering, air bakal lebih
serta-merta menguap dari tanah yg bakal mampumengakibatkan sekian banyak daerah
jadi kering. Tidak Hanya itu pun, angin dapat bertiup kencang & cuaca jadi
tak terprediksi & lebih ekstrim.
b)
Peningkatan Permukan Laut
Diwaktu
atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut serta bakal menghangat,
makavolumenya bakal membesar & menmbahkan permukaan laut. Tinggi permukaan
laut diseluruh dunia sudah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) tatkala abad ke 20
& ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi)
terhadap abad ke 21. Perubahan tinggi laut dapatamat mempengaruhi kehidupan di
daerah pantai & sanggup menenggewlamkan sekian banyaknegeri.
c)
Suhu Global Cendrung
Meningkat
Sektor selatan
kanada, yang merupakan sampel bisa jadi bakal mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan & lebih lamanya periode tanam. Dilain pihak, lahan
pertanian ropis semi kering di sekian banyak bidang Afrika bisa saja tak bakal
tumbuh. Daerah pertanian gurun yg memakai air irigasi dari gunung-gunung yg
jauh mampu menderitaseandainya snowpack (kumpulan salju) masa dingin, yg
berfungsi yang merupakan reservoir alami, dapat mencair sebelum puncak periode
bulan-bulan musim tanam. Tanaman pangan &hutan sanggup mengalami serangan
serangga & penyakit yg lebih hebat.
d)
Gangguan Ekologi
Hewan tumbuhan
jadi makhluk hidup yg susah menghidari dari resiko pemanasan ini,
sebabsebagaian gede lahan sudah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global,
henwancondong buat bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan
bakal mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru sebab habitat lamanya
jadi terlampaui hangat.Bakal namun, pembangunan manusia dapat menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies ygbermigrasi ke utara atau ke selatan yg
terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanianbarangkali dapat mati.
Sekian Banyak jenis spesies yg tak dapat dengan cara serentakberpindah menuju
kutub kemungkinan pun dapat musnah.
2.
Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca
& lautan sanggup mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit ygberhubungan
dgn panas & nkematian. Temperatur yg panas pula akan menyebabkan tidak
berhasil panen maka dapat muncul kelaparan & malnutrisi. Perubahan cuaca yg
ekstrim &peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara
mampu menyebabkan penyakit yg bersama bencana alam (banjir, badai, &
kebakaran) & kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam umumnya
disertai bersama perpindahan warga ke tempat-tempat pengungsian, di mana tidak
jarang muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma
psikologis, penyakit kulit & lain-lain.
Pergeseran
ekosistem akan berikan resiko terhadap penyebaran penyakit lewat air. Seperti
meningkatnya kejadian demam berdarah lantaran munculnya area (ekosistem) baru
utkberkembangbiak. Bersama adanya perubahan iklim ini, sehingga munculah
spesies vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium jadi
lebih resisten kepada obat tertentu yg targetnya yakni organisme tersebut.
Diluar itu
dapat diprediksi bahwa ada sekian banyak spesies yg dapat punah
lantaranperubahan ekosistem. Gradasi lingkungan yg disebabkan oleh pencemaran
limbah terhadapsungai serta berkontribusi terhadap waterborne diseases &
vektor-vektor diseases. Ditambah serta bersama polusi hawa hasil emisi gas-gas
pabrik yg tak terkontrol, bakalberkontribusi kepada penyakit-penyakit saluran
pernapasan, seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung &
paru kronis, & lain-lain.
Pemanasan global adalah peningkatan suhu
rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan global
adalah efek gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah
kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai
penyakit.
Pemanasan global hanya dapat dikendalikan
dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah
pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara
menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas
rumah kaca.
1. Untuk menyelamatkan bumi kita,
menjadikannya tempat hidup yang lebih baik kita harus
2. Matikan oven Anda beberapa menit
sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka panas tersebut tidak akan
hilang.
3. Turunkan suhu AC Anda. Hindari
penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa cukup
nyaman saja. Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada
celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena hal tersebut
akan membuat AC bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan Anda. Pada
akhirnya hal ini akan menghemat tagihan listrik Anda. Gunakan timer untuk
menghindari lupa mematikan AC. Gunakanlah timer sesuai dengan kebiasaan Anda.
Misalnya jam kantor
Daftar Pustaka
http://blogercahcilik.blogspot.co.id/2015/08/makalah-pemanasan-global.html
http://coretanmilikku.blogspot.co.id/2013/10/makalah-pemanasan-global-plh.html
http://princekevin019.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pemanasan-global_2.html
0 comments:
Post a Comment