Monday, April 18, 2016

Makalah Tentang Global Warming

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami haturkan sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita ke zaman yang terang benderang.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Berkat dorongan serta bantuan mereka kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diperlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.

Makassar, April 2016

                                                                                                        Penyusun


Bab I : Pendahuluan

Dari tahun ketahun kita dapat merasakan  perubahan cuaca yang semakin tidak menentu bahkan bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan pada sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Selain itu sekarang juga telah terjadi  El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino dan La Nina sendiri sebenarnya adalah bentuk penyimpangan pola cuaca.

Karena hal inilah maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang pemanasan global dan penyimpangan pola cuaca seperti El Nino & La Nina, hal-hal yang menyebabkannya, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam  mengatasinya agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Makalah ini disusun berdasarkan informasi dari berbagai sumber di internet sebagai pendukung dan menyempurnakan pembahasan yang terdapat di makalah ini.

·         Pengertian pemnasan global
·         Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
·         Apa saja dampak dari pemanasan global?

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai pemanasan global serta penyimpangan pola cuaca yang terjadi saat ini. 


Bab II : Pembahasan


Dalam makalah ini fenomena yang akan saya bahas adalah mengenai Global Warming (pemanasan global). Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.

Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dan negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan IPCC tersebut.

Ada beberapa yang masih diragukan oleh para ilmuwan yakni mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih sering terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi aatau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintah negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemanasan global yang berakibat pada perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan pengunaan bahan baker fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan peternakan. Aktivitas manusia dengan kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu meningkatnya jumlah gas rumah kaca secara global.
Di Indonesia sendiri, tanda-tanda perubahan iklim akibat pemanasan global telah lama terlihat. Misalnya, sudah beberapa kali ini kita mengalami musim kemarau yang panjang. Tahun 1982-1983, 1987 dan 1991, kemarau panjang menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Hampir 3,6 juta hektar hutan habis di Kalimatan Timur akibat kebakaran tahun 1983. Musim kemarau tahun 1991 juga menyebabkan 40.000 hektar sawah dipusokan dan produksi gabah nasional menurun drastis dari 46,451 juta ton menjadi 44,127 juta ton pada tahun 1990.

Pada tahun 2006, akibat pemanasan global terlihat dengan terlambatnnya musim penghujan yang seharusnya sudah turun pada Oktober 2006. Namun hingga Desember 2006 hujan belum juga turun. Keterlambatan itu juga disertai dengan pendeknya periode hujan, namun intensitasnya tinggi. Akibatnya banjir melanda Jakarta dan sekitarnya.

Pemanasan Global juga mengakibatkan siklus perkawinan dan pertumbuhan nyamuk (dari telur menjadi larva dan nyamuk dewasa) akan lebih singkat, sehingga jumlah populasi akan cepat naik. Mengganasnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk kemudian seolah menyebabkan jenis penyakit baru.

Adapun fakta adanya global warming ini yaitu:
1) Mencairnya es di kutub utara dan selatan
Banyak media yang telah menyebutkan bahwa es yang berada di kutub mulai mencair. Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Menurut salah satu media yang ada di internet menyebutkan bahwa baru- baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh. Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. Ini lah akibat dari pemanasan global.

Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.

2) Meningkatnya level permukaan laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Sehingga jika ini terjadi maka akan menenggelamkan daratan yang ada di dunia ini.

3) Adanya Perubahan Iklim
Pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat di prediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.

Selain fakta-fakta di atas global warming juga dapak mengakibatkan penyakit baru seperti adanya HIV AIDS, SARS, flu burung, flu singapura, flu kuda, dan flu baru H1N1 yang sebelumnya dikenal sebagai flu babi. Pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim dan cuaca juga menimbulkan dampak meluasnya penyebaran penyakit.

Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya dingin atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang yang kualitasnya memburuk.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah

Dari fakta-fakta yang tersebut diatas diperolehlah konsep-konsep yang menyangkut semua sisi ranah sains. Pada ranah fisika terjadi konsep pemantulan.dijelaskan sebagai berikut :

Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Pada ranah biologi  terjadinya peluasan peyebaran penyakit, dijelaskan sebagai berikut : Pemanasan global yang berpengaruh pada perubahan iklim dan cuaca juga menimbulkan dampak meluasnya penyebaran penyakit. Perubahan suhu tersebut terjadi di wilayah yang sebelumnya dingin atau subtropis menjadi hangat. Padahal, suhu hangat itu disukai oleh organisme patogen sehingga menyebar ke daerah tersebut. Kasus penyebaran penyakit yang disebabkan pemanasan global di antaranya adalah malaria. Pemanasan global dapat menyebabkan 45%-60% penduduk dunia terancam malaria.Banyaknya penyakit infeksi baru yang berkembang saat ini juga diperparah oleh menurunnya daya tahan tubuh manusia. Hal itu salah satunya disebabkan manusia saat ini menghirup udara yang yang kualitasnya memburuk.
Pada ranah kimia , senyawa organic dan gas-gas berbahaya turut andil dalam proses terjadinya pemanasan global. Sebagaimana penjelasan berikut :

Pemanasan global terjadi sesungguhnya sebagian besar akibat ulah manusia, sebagai contoh adalah karena adanya efek rumah kaca. yaitu energy yang berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bumi terjebak di dalam atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.Selain gas CO­2 , yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2 ), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2 ) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH­4 ) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca

Pada fenomena global warming ini prinsip yang digunakan adalah HUKUM SNELLIUS.
Christiaan Huygens menjelaskan hukum Snellius dari penurunan prinsip Huygens tentang sifat cahaya sebagai gelombang. Hukum Snellius dikatakan, berlaku hanya pada medium isotropik atau "teratur" pada kondisi cahaya monokromatik yang hanya mempunyai frekuensi tunggal, sehingga bersifat reversible.

Dan teori yang digunakan adalah teori kinetic gas.
Berdasarkan hasil eksperiman, diketahui bahwa semua gas dengan komposisi kimia apapun  pada suhu tinggi dan tekanan rendah cenderunga memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume, dan suhu. Hal ini mengajukan adanya konsep tentang gas ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada kondisi yang sama. Dari sifat mikroskopis suatu gas, yaitu kelajuan, energi kinetik, momentum, dan massa setiap partikel penyusunan gas, kita dapat mendefinisikan gas ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi tetap konsisten (sesuai) dengan definisi makroskopis.

Berdasarkan teori kinetik, molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak mematuhi hukum gerak Newton dan bertumbukan dengan molekul lain maupun dengan diding bejana tempat gas berada adalah elastis sempurna. Dengan demikian, kita dapat menganalisis sifat makroskopis gas (tekanan, volum, dan suhu ) berdasarkan sifat mikroskopis gas( massa, kelanjutan , momentum, dan energi kinetic).


1. Efek rumah kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air,karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dengan efek rumah kaca[3](tanpanya suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi). Akan tetapi sebaliknya, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi akibatnya.
2. Efek umpan balik
Efek-efek dari agen penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
3. Radiasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[8] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena radiasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[9][10]
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
1.      Dampak Terhadap Alam
a)      Iklim Mulai Tidak Stabil
Sewaktu pemanasan global, daerah sektor mutlak dari belahan bumi utara dapat memanas lebih dari daerah-daerah lain. Akibatnya gunung-gunung es dapat mencair Masa tnam dapatlebih panjang di sekian banyak ruangan. Suhu kepada periode dingin & tengah malam hridapat cendrung meningkat. Daerah hangat bakal jadi lembab sebab lebih banayak air ygmenguap dari lautan. Kelembapan yg tinggi bakal meningkatkan cuaca hujan. Badai dapatjadi amat sering, air bakal lebih serta-merta menguap dari tanah yg bakal mampumengakibatkan sekian banyak daerah jadi kering. Tidak Hanya itu pun, angin dapat bertiup kencang & cuaca jadi tak terprediksi & lebih ekstrim.

b)     Peningkatan Permukan Laut
Diwaktu atmosfer menghangat, lapisan permukaan laut serta bakal menghangat, makavolumenya bakal membesar & menmbahkan permukaan laut. Tinggi permukaan laut diseluruh dunia sudah meningkat 10-25cm (9-10 inchi) tatkala abad ke 20 & ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9-88cm (4-35inchi) terhadap abad ke 21. Perubahan tinggi laut dapatamat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai & sanggup menenggewlamkan sekian banyaknegeri.
c)      Suhu Global Cendrung Meningkat 
Sektor selatan kanada, yang merupakan sampel bisa jadi bakal mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan & lebih lamanya periode tanam. Dilain pihak, lahan pertanian ropis semi kering di sekian banyak bidang Afrika bisa saja tak bakal tumbuh. Daerah pertanian gurun yg memakai air irigasi dari gunung-gunung yg jauh mampu menderitaseandainya snowpack (kumpulan salju) masa dingin, yg berfungsi yang merupakan reservoir alami, dapat mencair sebelum puncak periode bulan-bulan musim tanam. Tanaman pangan &hutan sanggup mengalami serangan serangga & penyakit yg lebih hebat.
d)     Gangguan Ekologi
Hewan tumbuhan jadi makhluk hidup yg susah menghidari dari resiko pemanasan ini, sebabsebagaian gede lahan sudah dikuasai oleh manusia. Dalam pemanasan global, henwancondong buat bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan bakal mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru sebab habitat lamanya jadi terlampaui hangat.Bakal namun, pembangunan manusia dapat menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies ygbermigrasi ke utara atau ke selatan yg terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanianbarangkali dapat mati. Sekian Banyak jenis spesies yg tak dapat dengan cara serentakberpindah menuju kutub kemungkinan pun dapat musnah.

2.      Dampak Sosial dan Budaya
Perubahan cuaca & lautan sanggup mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit ygberhubungan dgn panas & nkematian. Temperatur yg panas pula akan menyebabkan tidak berhasil panen maka dapat muncul kelaparan & malnutrisi. Perubahan cuaca yg ekstrim &peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara mampu menyebabkan penyakit yg bersama bencana alam (banjir, badai, & kebakaran) & kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam umumnya disertai bersama perpindahan warga ke tempat-tempat pengungsian, di mana tidak jarang muncul penyakit diare, malnutrisi, difisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit & lain-lain. 

Pergeseran ekosistem akan berikan resiko terhadap penyebaran penyakit lewat air. Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah lantaran munculnya area (ekosistem) baru utkberkembangbiak. Bersama adanya perubahan iklim ini, sehingga munculah spesies vektor penyakit (eq. Aedes Agipty). Virus, bakteri, plasmodium jadi lebih resisten kepada obat tertentu yg targetnya yakni organisme tersebut.

Diluar itu dapat diprediksi bahwa ada sekian banyak spesies yg dapat punah lantaranperubahan ekosistem. Gradasi lingkungan yg disebabkan oleh pencemaran limbah terhadapsungai serta berkontribusi terhadap waterborne diseases & vektor-vektor diseases. Ditambah serta bersama polusi hawa hasil emisi gas-gas pabrik yg tak terkontrol, bakalberkontribusi kepada penyakit-penyakit saluran pernapasan, seperti asma, alergi, coccidiodomicosys, penyakit jantung & paru kronis, & lain-lain.

Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata atmosfir, laut dan daratan bumi. Penyebab terbesar pemanasan global adalah efek gas-gas rumah kaca akibat aktifitas manusia melalui efek rumah kaca. Pemanasan global sangat berdampak negatif bagi alam semesta ini, seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan pola presipitasi, berpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, punahnya berbagai jenis hewan dan munculnya berbagai penyakit.

Pemanasan global hanya dapat dikendalikan dengan cara mengatasi efek yang ditimbulkan sambil melakukan langkah-langkah pencegahan, diantaranya: menghilangkan karbondioksida di atmosfir dengan cara menanam dan memelihara pepohonan lebih banyak lagi dan mengurangi produksi gas rumah kaca.

1.      Untuk menyelamatkan bumi kita, menjadikannya tempat hidup yang lebih baik kita harus
2.      Matikan oven Anda beberapa menit sebelum waktunya. Jika tetap dibiarkan tertutup, maka panas tersebut tidak akan hilang.
3.      Turunkan suhu AC Anda. Hindari penggunaan suhu maksimal. Gunakan AC pada tingkatan sampai kita merasa cukup nyaman saja. Dan cegah kebocoran dari ruangan ber-AC Anda. Jangan biarkan ada celah yang terbuka jika Anda sedang menggunakan AC Anda karena hal tersebut akan membuat AC bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan Anda. Pada akhirnya hal ini akan menghemat tagihan listrik Anda. Gunakan timer untuk menghindari lupa mematikan AC. Gunakanlah timer sesuai dengan kebiasaan Anda. Misalnya jam kantor





Daftar Pustaka


http://blogercahcilik.blogspot.co.id/2015/08/makalah-pemanasan-global.html
http://coretanmilikku.blogspot.co.id/2013/10/makalah-pemanasan-global-plh.html
http://princekevin019.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pemanasan-global_2.html

0 comments:

Post a Comment

Teknik Planologi 014 Universitas Bosowa Makassar

Teknik Planologi 014 Universitas Bosowa Makassar

Popular Posts

Blogger templates