MASALAH YANG TERJADI DISEBABKAN DISINTEGRASI ANTARA SISTEM TRANSPORTASI DAN PEMANFAATAN LAHAN DI KOTA MAKASSAR
Kota Makassar merupakan salah satu kota besar
di Indonesia dan merupakan kota terbesar di Indonesia bagian timur dengan
segala modernisasi dan keramaian di dalamnya berikut sistem transportasi dan
pola penggunaan dan pemanfaatan lahannya.
Bebicara mengenai sistem transportasi di Kota
Makassar dan kaitannya dengan pola pemanfaatan lahan kini mengalami suatu
disintegrasi yang dikarenakan oleh banyak sebab yang kesemuanya itu nantinya
akan dijelaskan secara rinci pada makalah Saya ini. Kota Makassar yang juga
merupakan Ibukota dari Propinsi Sulawesi Selatan dan juga merupakan pusat
perdagangan di Indonesia Bagian Timur. Hal itu mengakibatkan meningkatnya arus
transportasi di Makassar setiap harinya yang dimana sekarang ini sering
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Bagaimana tidak, kebangkitan
transportasi di Kota Makassar ini cenderung tidak diikuti dengan
pembangunan infrastruktur pendukung seperti halnya pembuatan infrastruktur
jalan dan infrastruktur lainnya. Selain itu, sistem transportasi di Kota
Makassar ini yang mesti harus diperbaiki seperti halnya manajemen lalu
lintasnnya, ketertiban lalu lintas, serta perlu adanya moda angkutan massal di
Kota Makassar ini.
Membahas mengenai Permasalahan transportasi di Kota Makassar
yang diuraikan di atas tadi akan lebih kompleks lagi dengan pemanfaatan lahan
yang semrawut di Kota Makassar ini yang mana banyaknya pemanfaatan lahan untuk
jalan sebagai tempat parkir umum yang diakibatkan oleh banyaknya ruko-ruko atau
tempat keramaian lainnya yang tidak memiliki lahan parkir atau memiliki tapi
tidak mencukupi untuk menampung banyaknya kendaraan yang hendak terparkir di
areal ruko atau tempat keramaian tersebut. Selain itu, pemanfaatan marka jalan
oleh sebagian pedagang untuk menjajakan dagangannya seperti tukang bakso atau
pedagang kaki lima lainnya serta para Tukang becak yang kerap mengambil badan
jalan sebagai tempat pangkalannya. Jadi, perlu adanya solusi alternatif dalam
mengatasi permasalahan transportasi diatas yang juga berkaitan dengan pola
pemanfaatan lahan yang semrawut sehingga kerap menimbulkan masalah
transportasi.
Berikut identifikasi masalah-masalah pada
sistem transportasi di Kota Makassar beserta fakta-fakta di lapangan berupa
visusalisasinya yang berkaitan erat dengan pola pemanfaatan lahan yang semrawut
di kota Makassar ini.
1.
Kemacetan
Permasalahan
transportasi sekarang adalah macet, banyaknya kecelakaan di jalan, pungutan
liar dan lain sebagainya. Jika kita lihat lebih dalam penyebab semua ini adalah
etika. Bukan hanya etika dalam transportasi saja melainkan ke seluruh aspek
kehidupan. Dalam hal ini, tentunya kita sudah tahu bagaimana etika Bangsa
Indonesia sekarang. Degradasi moral besar-besaran melanda Indonesia dan kita
tidak tahu bagaimana harus mengubahnya. Seperti merapikan benang yang kusut
kita sulit untuk mencari ujung benangnya.
Berbicara mengenai
kemacetan, Menurut Jinca (2001 : 3), transportasi merupakan salah satu sistem
yang menjadi daya dukung terhadap proses pembangunan suatu kota dan juga
merupakan suatu indikator kinerja sistem perkotaan. Peranan sistem jaringan
transportasi sebagai prasarana perkotaan dan tujuan utama sebagai sarana
pencapaian pembangunan perkotaan dan sebagai prasarana perkotaan bagi
pergerakan orang dan barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah
tersebut.
Dapat disadari bahwa
upaya untuk mengatasi persoalan transportasi khususnya pengadaan sarana dan
prasarana sering diperhadapkan pada masalah keterbatasan lahan kota dan semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk kota.
Jumlah kendaraan yang
bertambah setiap tahun terutama jenis kendaraan pribadi jelas menjadi penyebab
utama meningkatnya kebutuhan akan ruang parkir. Seperti halnya kota Makassar
yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kendaraan tanpa dibarengi
penambahan lebar jalan dan panjang jalan.
Seiring dengan semakin
kompleksnya kegiatan masyarakat pada masa kini, bertambah pula bertambahnya
mobilitas dari masyarakat itu sendiri. Hal ini berakibat pada kebutuhan akan
sarana transportasi yang cepat, nyaman dan aman semakin meningkat. Kota
Makassar yang merupakan salah satu kiblat perekonomian, perdagangan dan
transportasi di Indonesia pada umumnya dan di Indonesia Bagian Timur pada
khususnya adalah salah satu dari sekian banyak kota besar di Indonesia yang
mempunyai permasalahan transportasi. Berkaitan dengan populasi yang semakin
bertambah, kegiatan yang semakin kompleks, ditambah pula dengan konsep
pemerintah Kota Makassar yang ingin menjadikan Kota Makassar sebagai Kota Dunia
dan terdapatnya berbagai objek wisata di Kota Makassar ini seperti Pantai
Losari dan Trans Studio Makassar yang merupakan wahana terbesar di Indonesia
yang pastinya banyak menarik minat para wisatawan untuk datang ke kota Makassar
dan secara tidak langsung menjadikan lalu lintas kota Makassar semakin padat.
Saat ini kondisi sistem dan sarana transportasi di Kota Makassar sangatlah
kompleks karena mempunyai beberapa permasalahan, diantaranya kemacetan. Faktor
etika dan kesadaran dari pengguna kendaraan yang cenderung tidak disiplin atau
egois dalam berlalu lintas dan moda angkutan massal yang masih minim dan hanya
terdapat jasa angkutan DAMRI sebagai moda angkutan massal di Kota Makassar ini
dan ini pun tidak sesuai harapan atau tidak berjalan dengan maksimal karena
keterbatasan armada angkutan DAMRI yang hanya beberapa unit saja dan itupun
sebagian dalam kondisi yang sangat memprihatinkan sekali karena sudah aus atau
termakan umur dan secara standarisasi maka sebagian dari armada DAMRI yang
beroperasi di Kota Makassar ini sudah tidak layak beroperasi. Kemacetan
merupakan salah satu fokus permasalahan transportasi kota Bandung, dan sebagian
besar kota lain di Indonesia. Kemacetan lalu lintas dapat berdampak negatif
pada berbagai aspek, misalnya aspek lingkungan. Dengan terjadinya kemacetan,
maka jumlah polusi yang dihasilkan juga semakin bertambah.
Sesuai dengan
permasalahah kemacetan di atas yang bukan hanya disebabkan oleh etika berlalu
lintas atau pun kurangnya infrastruktur jalan dan moda angkutan di Kota
Makassar, akan tetapi pengaruh disintegrasi antara system transportasi dengan
pemanfaatan lahan dan ruang juga sangatlah mempengaruhi semua masalah
transportasi yang terjadi di Kota Makassar ini.
2.
PKL (Pedagang Kaki Lima)
Pedagang kaki lima
merupakan salah satu mata pencaharian atau profesi yang tidak akan lepas dari
suatu kota karena profesi ini umumnya di lakoni oleh para pendatang-pendatang
yang susah mendapatkan mata pencaharian yang layak untuk bertahan hidup di kota
sebesar Kota Makassar dan hal itu merupakan suatu pilihan yang harus dipilih
supaya dapat bertahan hidup di kota ini.
Keberadaan Pedagang
kaki lima ini yang tidak memiliki tempat khusus untuk berdagang. Maka mereka
umumnya memanfaatkan badan jalan atau trotoar sehingga mengakibatkan
menyempitnya jalan dan secara otomatis jalan tidak bisa digunakan sepenuhnya.
Dengan kondisi seperti itu maka bukan tidak mungkin terjadinya kemacetan.
Kemunculan para pedagang kaki lima tersebut sebenarnya sudah coba di atur oleh
Pemerintah Kota Makassar dengan mengeluarkan Peraturan Daerah untuk tidak
berdagang di badan jalan.
3.
Angkutan Umum
Armada angkutan umum
di Kota Makassar yang terbagi atas berbagi jalur trayek angkutan juga turut
andil dalam menyebabkan kemacetan di Kota Makassar ini. Alasannya karena
angkutan umum selalu menurunkan dan menaikkan penumpang seenaknya dan menunggu
penumpang di badan jalan dan akibatnya terjadi penyempitan badan jalan dan
terjadilah kemacetan. Hal ini juga terjadi akibat pembangunan jalan yang tidak
memberikan sempadan jalan yang mana bila mobil berhenti maka ada ruang untuk
tempat pemberhentian mobil sehingga tidak akan mengurangi lebaran dari badan
jalan itu sendiri.
Dari permasalahan di
atas maka perlu adanya perbaikan manajemen transportasi di Kota Makassar dan
salah satunya adalah pemasangan rambu lalu lintas di beberapa titik jalan
sebagai tanda lalu intas serta prlunya sosialisasi kepada para sopir-sopir
angkutan umum untuk lebih beretika dan berdisiplin dalam berlalu lintas.
4.
Perparkiran
Permasalahan parkir di
Kota Makassar sangatlah minim dan dapat dilihat di lapangan sendiri dimana
banyaknya parkir-parkir liar yang bermunculan di Kota Makassar ini yang mana
badan jalan pun kerap digunakan sebagai lahan parker dan cenderung pengelolahan
parkirnya bekerjasama antara pemilik toko dengan pemerintah serta banayaknya
pembangunan ruko-ruko atau pun toko-toko yang mempunyai lahan parker yang minim
yang mana tidak bisa menampung kendaraan pengunjung tokonya sehingga parkirnya
pun memakai badan jalan.
Pemanfaatan lahan
untuk parkir liar ini sebenarnyatidaklah dibenarkan. Akan tetapi tidak adanya
langkah tegas dari pihak pemerintah Kota Makassar untuk mengatasi masalah ini
padahal hal ini yang cenderung menjadi penyebab utama terjadi kemacetan di Kota
Makassar ini. Bertambahnya volume kendaraan dan pembangunan fasilitas-fasilitas
perdagangan dan pelayanan umum di Kota Makassar ini yang tidak diikuti dengan
pembuatan lahan parkir maka mengakibatkan tidak seimbangnya anatara
volume kendaraan dengan lahan parkir yang ada di Kota Makassar ini dan
bisa dikatakan Kota Makassar kurang memiliki lahan parkir. Berdasarkan buku
Makassar Dalam Angka kondisi lahan parkir cenderung bertambah, tetapi tetap
tidak mampu mencukupi kebutuhan parkir sehingga badan jalan pun dijadikan
sebagai tempat parkir.
5.
Pembangunan Ruas Yang Tidak
Sesuai Dengan peningkatan Volume Kendaraan
Minimnya pembangunan ruas jalan untuk
mengimbangi peningkatan volume kendaraan setiap harinya merupakan salah satu
penyebab utama timbulnya masalah kemacetan di Kota Makassar ini yang mana pada
tahun 2009 panjang jalan di Kota Makassar hanya 1.593,46 kilometer yang
dibandingkan tahun 2008 panjang jalan di Kota Makassar ini tidak mengalami
perubahan. Tahun 2009, untuk kondisi jalan baik mengalami peningkatan 32,82%
disbanding tahun 2009. Rusak berat turun 45,74% dari tahun 2008.
Sumber :
http://tekniktatakota.blogspot.co.id/2013/04/bab-i-pendahuluan-a.html
0 comments:
Post a Comment